Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat
menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari
belakang. Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata
dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa
mengejar!” Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas
tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”
Pesan
Sponsor
Ada sebagian
orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka
akibatnya akan sangat tragis! Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan
sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang
tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.
Si A : “Tetangga yang yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah
malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”
Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat
kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.
Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika
dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang
sebuah truk barang. Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras,
“Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela
memaki, “Kamu sendiri yang babi!” Baru saja selesai memaki, dia telah
bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.
Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan
menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.
Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak
berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat
dibalik, minyaknya terlalu banyak!” Istrinya secara spontan menjawab, “Saya
mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya
hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang
mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”
Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda
mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu
masalah.
Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk
dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak,
dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si
putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring
itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia
memarahi orang lain,” sahut anaknya.
Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang
lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain
dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.
Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang.
Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah
satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak
terawat. Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya
dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama
di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.”
Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap
yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana
berpikir, keputusan berada di tangan Anda.
Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu
menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita
yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!” Sedangkan guru dari Barat akan
bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”
Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada
memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti
yang sempit.